Penjelasan Innamal A’maalu binniyat

 



Amal tergantung Niatnya

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

 

Perbedaan Minta Balasan Dunia dan Balasan Akhirat

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (QS. Asy Syuura: 20)

 

Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu

مَنْ تعلَّم عِلماً مِمَّا يُبتَغى به وجهُ الله  لا يتعلَّمُه إلاَّ ليُصيبَ بهِ عَرَضاً من الدُّنيا  لم يَجِدْ عَرْفَ الجنَّة يومَ القيامَةِ

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, akan tetapi dia tidak mencari ilmu kecuali untuk mendapatkan bagian dari kekayaan dunia maka dia tidak akan mendapatkan wanginya surga pada hari kiamat kelak.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah)

 

Orang Membunuh dan Terbunuh, semua neraka

إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ » . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ « إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ

Abu Bakrah Nufa’i bin Harits Ats Tsaqafi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila dua orang Islam yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada di dalam neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, lantas bagaimana gerangan yang terbunuh?” Beliau menjawab, “Karena ia juga sangat berambisi untuk membunuh sahabatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

 

Tentang Pasukan Yang dibenamkan

Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَغْزُو جَيْشُ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كاَنُوْا بِبَيْدَاءَ مِنَ الأَرْضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ. قاَلَتْ : قُلْتُ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيْهِمْ أَسْوَاقُهُمْ  وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ  قاَلَ : يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ  ثُمَّ يُبْعَثُوْنَ عَلىَ نِيَّاتِهِمْ.

“Akan ada pasukan yang menyerbu Ka’bah, saat mereka berada di sebuah tempat, seluruh pasukan itu dari yang awal hingga akhir dimusnahkan.” ‘Aisyah berkata, “Akupun bertanya, ‘Wahai Rosululloh, bagaimana dimusnahkan dari awal hingga akhir sedangkan di antara mereka ada orang selain mereka?” Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab, “Dimusnahkan dari yang awal hingga akhir, lalu mereka dibangkitkan berdasarkan niat mereka.” (HR. Al Bukhari)

 

Pahala Bagi Orang Udzur

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ فَقَالَ إِنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ وَفِيْ رِوَايَةٍ إِلاَّ شَرِكُوكُمْ فِي الأَجْرِ (رَوَاهُ مُسْلِم( وَرَوَاه الْبُخَارِيْ عَنْ أَنَسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَجَعْنَا مِنْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ مَعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَقْوَامًا خَلْفَنَا بِالْمَدِينَةِ مَا سَلَكْنَا شِعْبًا وَلاَ وَادِيًا إِلاَّ وَهُمْ مَعَنَا فِيْهِ حَبَسَهُمُ الْعُذْرُ

Dari Abu Abdillah Jabir beliau berkata: kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu peperangan, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya beberapa orang di Madinah tidaklah kalian menempuh suatu perjalanan dan tidak pula kalian melewati satu wadi (lembah) kecuali mereka bersama kalian, mereka ditahan oleh penyakit. (Dan dalam riwayat lain): kecuali mereka bersama kalian dalam pahala. (HR. Muslim)

Dan Imam al-Bukhâri meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu , beliau berkata, "Kami pulang dari perang Tabuk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesunggunya beberapa orang yang tertinggal di Madinah tidaklah kita melewati satu jalanan dan tidak pula lembah kecuali mereka bersama kita, mereka tertahan oleh udzur".

 

Dunia diberikan kepada 4 orang

إِنَّمَا الدُّنْيَا لأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ

“Dunia telah diberikan pada empat orang:

Orang pertama, diberikan rizki dan ilmu oleh Allah. Ia kemudian bertakwa dengan harta tadi kepada-Nya, menjalin hubungan dengan kerabatnya, dan ia pun tahu kewajiban yang ia mesti tunaikan pada Allah. Inilah sebaik-baik kedudukan.

وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالاً فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِى مَالاً لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ

Orang kedua, diberikan ilmu oleh Allah namun tidak diberi rizki berupa harta oleh Allah. Akan tetapi ia punya niat yang kuat (tekad) sembari berujar, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku akan beramal seperti  si fulan.’ Orang ini akan mendapatkan yang ia niatkan. Pahalanya pun sama dengan orang yang pertama.

وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِى مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لاَ يَتَّقِى فِيهِ رَبَّهُ وَلاَ يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلاَ يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ

Orang ketiga, diberikan rizki oleh Allah berupa harta namun tidak diberikan ilmu. Ia akhirnya menyia-nyiakan hartanya tanpa dasar ilmu, ia pun tidak bertakwa dengan harta tadi pada Rabbnya dan ia juga tidak mengetahui kewajiban yang mesti ia lakukan pada Allah. Orang ini menempati sejelek-jelek kedudukan.

وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالاً وَلاَ عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِى مَالاً لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ

Orang keempat, tidak diberikan rizki oleh Allah berupa harta maupun ilmu. Dan ia pun berujar, ‘Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan berfoya-foya dengannya.’ Orang ini akan mendapatkan yang ia niatkan. Dosanya pun sama dengan orang ketiga.” (HR. At Tirmidzi).

 

Sedekah Salah Alamat Kepada Anak

وعن أبي يَزيدَ مَعْنِ بنِ يَزيدَ بنِ الأخنسِ  وهو وأبوه وَجَدُّه صحابيُّون  قَالَ : كَانَ أبي يَزيدُ أخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا  فَوَضعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ في الْمَسْجِدِ  فَجِئْتُ فأَخذْتُها فَأَتَيْتُهُ بِهَا . فقالَ : واللهِ مَا إيَّاكَ أرَدْتُ  فَخَاصَمْتُهُ إِلى رسولِ اللهِ  فقَالَ : لكَ مَا نَوَيْتَ يَا يزيدُ  ولَكَ ما أخَذْتَ يَا مَعْنُ.

Dari Abu Yazid Ma’n bin Yazid bin Al Akhnas radhiyallahu ‘anhu, -dia (Ma’n), bapak dan kakeknya adalah sahabat Nabi-, dia berkata, “Bapak saya, Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan. Dia mempercayakan pada seseorang di masjid (untuk membagi-bagikannya). Kemudian saya datang (ke masjid itu) dan saya pun mengambilnya.

Selanjutnya saya datang ke tempat bapak saya dengan membawa dinar tersebut. Lalu bapak saya berkata, “Demi Allah, bukan kamu yang aku tuju (untuk menerima sedekah itu).

Kemudian kejadian itu kami sampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, “Bagimu apa yang telah engkau niatkan, wahai Yazid. Dan bagimu apa yang telah kamu ambil, hai Ma’n.” (HR. Al Bukhari)

 

Sedekah Salah Alamat Kepada Pencuri, Pelacur, Orang Kaya

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم - قَالَ « قَالَ رَجُلٌ لأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ . فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدِ سَارِقٍ فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ . فَقَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ لأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ .

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Dahulu ada seorang lelaki yang telah berniat, ‘Aku akan bersedekah. Kemudian dia keluar dari rumah membawa sesuatu dan menyerahkannya ke tangan pencuri. Melihatkan hal itu, orang-orang di sekelilingnya mencemooh perbuatannya itu. Mereka berkata kepadanya, ‘Malam ini engkau bersedekah kepada seorang pencuri.’ Namun orang itu berkata dengan tenang, ‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu kerana aku mampu bersedekah walaupun kepada seorang pencuri. Aku akan bersedekah lagi dengan sedekah yang lain.’

 فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدَىْ زَانِيَةٍ  فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ . فَقَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى زَانِيَةٍ  لأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ

Kemudian dia keluar dari rumahnya dengan membawa sedekah dan menyerahkannya kepada seorang pelacur. Orang-orang di sekelilingnya mencemooh. Mereka berkata : ‘Malam ini engkau telah bersedekah kepada seorang pelacur.’ Namun lelaki itu dengan tenang berkata, ‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu kerana aku boleh bersedekah walaupun kepada seorang pelacur. Aku akan bersedekah lagi dengan sedekah yang lain.’

فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِى يَدَىْ غَنِىٍّ فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ تُصُدِّقَ عَلَى غَنِىٍّ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِىٍّ .

Kemudian dia keluar dari rumahnya dengan membawa sedekah dan menyerahkannya kepada seorang yang kaya. Orang-orang di sekelilingnya mencemooh. Mereka berkata : ‘Malam ini engkau telah bersedekah kepada seorang yang kaya.’ Namun lelaki itu dengan tenang berkata, ‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu kerana aku boleh bersedekah walaupun kepada seorang pencuri, pelacur dan kepada seorang yang kaya.’

 فَأُتِىَ فَقِيلَ لَهُ أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ  وَأَمَّا الزَّانِيَةُ فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا  وَأَمَّا الْغَنِىُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ

Pada malam harinya, lelaki itu bermimpi mendengar suara yang mengatakan, ‘Adapun sedekahmu itu kepada si pencuri, mudah-mudahan dengan sedekahmu itu akan menjauhkan dirinya daripada perbuatan mencuri. Manakala sedekahmu kepada pelacur, mudah-mudahan sedekahmu itu akan menyebabkan dia menjauhkan dirinya daripada zina. Begitu juga sedekahmu kepada orang kaya, mudah-mudahan orang itu mendapat pengajaran daripada sedekahmu, sehingga dia mahu menafkankan harta yang dianugerahkan Allah kepadanya kepada orang lain.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

 

Balasan Niat Baik dan Niat Buruk

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا  عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَـا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى  قَالَ : «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْـحَسَنَاتِ وَالسَّيِّـئَاتِ  ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ

Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla . Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya.

 فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا  كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً

Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya.

وَإِنْ هَمَّ بِـهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهُ اللّـهُ عَزَّوَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ 

Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak.

وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّـئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا  كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً

Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna.

 وَإِنْ هَمَّ بِهَـا فَعَمِلَهَا  كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً ». رَوَاهُ الْـبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِـيْ صَحِيْحَيْهِمَـا بِهَذِهِ الْـحُرُوْفِ

Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR. Al Bukhâri dan Muslim)


----
Saksikan pembahasannya di youtube : https://youtu.be/avGO52p0u74

Komentar